Program Master Class

Program #1

DIY: ART LIFE FAB
IRENE AGRIVINE

Dunia seni rupa 10 tahun terakhir ini mengalami pergeseran yang cukup revolusioner. Lahirnya sosial media telah membuka kanal-kanal pilihan karir yang tidak pernah terpikir sebelumnya. Saat perupa senior sibuk menawarkan karya ke kolektor ataupun galeri, para perupa muda memilih menggunakan sosial media sebagai bagian mempromosikan diri untuk meraih pasar yang lebih luas, yakni industri. Brand-brand komersial juga berlomba menggunakan karya perupa untuk produk industri masal. Berbagai kesempatan yang informasinya berserakan secara online, membuka kanal menuju dunia global dengan lebih mudah. Workshop ini bertujuan membantu perupa emerging menghadapi pergeseran ini.

Workshop meliputi self-branding, mengerucutkan pilihan karir, antara industri atau galeri atau funding dan juga membantu perupa dalam penulisan proposal, baik untuk tujuan personal seperti residensi maupun proyek seni. Workshop juga akan mencakup pelatihan pembuatan letter of intent maupun artist statement dengan studi kasus sesuai platform yang tersedia sesuai dengan pilihan karirnya.

Irene Agrivina (Ira) adalah (1976) seorang perupa dari Yogyakarta yang sudah meniti karirnya selama lebih dari 20 tahun. Ira adalah salah satu pendiri House of Natural Fiber (HONF) sebuah kolektif perupa lintas disiplin yang menggunakan teknologi dan riset dalam praktik artistiknya merespon tantangan- tantangan sosial, budaya dan lingkungan. Tahun 2013, Ira mendirikan XXLab, kolektif perempuan yang fokus pada seni, teknologi dan free technology. Salah satu hasil risetnya, SOYA C(O)U(L)TURE (2015) terpilih sebagai salah satu pemenang penghargaan bergengsi Prix Ars Electronica di Linz, Austria. Ira juga juga terpilih sebagai satu dari enam perempuan inspiratif dari Asia Tenggara dan Australia untuk muncul dalam seri dokumenter ASEAN Women 2018.

 

Program #2

SIKAP KRITIS DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI
FX HARSONO

Dalam realita dunia yang makin rumit dan berkembang, perupa merupakan salah satu sosok yg diharapkan dapat bersuara. Untuk itu, perupa harus menguasai betul wacana yang dibawanya. Sikap kritis yg bertanggungjawab harus dilandasi oleh pemahaman yg baik terhadap permasalahan yang ingin diangkat. Sikap kritis tidak hanya menyangkut pemilihan tema, tetapi dalam kelindan yang lebih luas lagi, yaitu tentang estetika, sikap personal, pemilihan media dalam penciptaan hingga pilihan lokasi dalam mempresentasikan karya.